Pengujian Konstitusioanl di
Chile dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan istilah Constitutional Tribunal. Mahkamah
Konstitusi Chile (MK Chili) dibentuk bersamaan dengan diberlakukannya Konstitusi
Republik Chili 1980.[1]
Pengaturan mengenai MK Chili itu sendiri diatur secara tersendiri dalam Chapter
VII tentang Constitutional Tribunal.
Secara kelembagaan, MK Chili
terdiri atas 10 anggota. 3 diantanya ditunjuk oleh Presiden, 4 orang dipilih
oleh Kongres, dan 3 lainnya dipilih oleh Mahkamah Agung.[2] Masa
jabatan hakim MK Chili adalah 9 tahun dan pergantian anggota MK dilakukan secara
parsial per-3 orang.
Kewenangan MK Chili terbilang
sangat banyak dibandingkan dengan MK di negara-negara lain karena meliputi juga
kewenangan terhadap hal-hal yang sangat teknis. Kewenangan MK yang demikian
banyak dan rinci itu diatur dalam Pasal 93 Konstitusi Republik Chili.
Berdasarkan ketentuan Pasal 93 tersebut, MK Chili memiliki kewenangan:[3]
1. Melakukan pengujian
konstitusional terhadap Undang-Undang Organik dan perjanjian internasional
sebelum diundangkan (RUU);
2. Menyelesaikan persoalan
konstitusionalitas terhadap Putusan Supreme Court (Mahkamah Agung), Pengadilan
Banding, dan Pengadilan Pemilu;
3. Melakukan pengujian
formil terhadap proses pembentukan undang-undang, perubahan Konstitusi, dan
perjanjian internasional;
4.
Menyelesaikan persoalan
konstitusionalitas atas sebuah dekrit (keputusan) dan pelaksanaannya;
5. Menyelesaikan persoalan
konstitusionalitas mengenai plebisit (tanpa mengurangi kewenangan Pengadilan
Pemilu;
6.
Menyelesaikan persoalan
yang timbul akibat ketidakseimbangan dalam penerapan aturan hukum dalam segala
tindakan yang diambil oleh Pengadilan biasa atau Pengadilan khusus;
7. Menentukan
konstitusionalitas terhadap persoalan sebagaimana diatur dalam angka 6 diatas
dengan suara mayoritas 4/5 dari jumlah anggota MK;
8. Menyelesaikan gugatan
dalam hal Presiden tidak mengundangkan undang-undang yang seharusnya
diundangkan;
9. Memutus (berdasarkan
President) mengenai persesuaian dengan Pasal 99 Konstitusi Republik Chili
tentang suatu putusan yang dikeluarkan oleh President tentang anggaran Negara
yang oleh Kantor Pengawas Keuangan dinyatakan bertentangan dengan Konstitusi;
10. Memutus pembubaran
organisasi, pergerakan, atau partai politik yang bertentangan dengan Konstitusi. Namun apabila permohonan itu menyangkut Presiden Republik yang
sedang menjabat atau Presiden terpilih hasil Pemilu maka pembubaran tersebut
harus mendapat persetujuan Senat dan suara mayoritas hakim MK;
11. Memberikan jawaban atas
usul pemberhentian Presiden yang diajukan oleh Senat sebagaiman diatur dalam
Pasal 53 ayat (7) Konstitusi;
12. Menyelesaikan sengketa
kewenangan antar otoritas politik atau administratif dan menyelesaikan sengketa
antar Pengadilan;
13. Menyelesaikan persoalan
ketidaklayakan penunjukan seorang menteri negara;
14. Memutus mengenai
ketidaklayakan, ketidakmampuan, dan alasan-alasan lain dalam hal pemberhentian
Anggota Parlemen;
15. Memutus persoalan
pemberhentian Anggota Parlemen; dan
16. Menguji
konstitusionalitas keputusan tertinggi apabila terdapat dugaan adanya cacat
hukum dalam keputusan tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 63 Konstitusi.[4]
Berdasarkan kewenangan yang
diatribusikan oleh Pasal 93 Konstitusi Republik Chili diatas dapatlah diketahui
begitu banyak kewenangan yang dimiliki MK Chili, bahkan menyangkut hal-hal yang
sangat teknis dan administratif yang tidak lazim dijumpai dalam kewenangan
Mahkamah Konstitusi lain di dunia.
Diantara kewenangan-kewenangan
yang demikian banyaknya itu, yang dianggap paling penting ialah kewenangan
pengujian konstitusional terhadap RUU Organik dan Perjanjian Internasional
(yang pengesahannya dilakukan melalui Ratifikasi oleh Parlemen). Proses
pengujiannya dilakukan dalam kerangka pengujian norma abstrak dan waktu
penguijannya dilakukan manakala produk hukum tersebut masih berupa rancangan
atau dengan kata lain belum disahkan, sehingga pengujian yang demikian itu
tergolong sebagai a priori abstract
review.
Pasal 94 Konstitusi Republik
Chili menegaskan sifat Putusan MK adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.
Sementara terhadap RUU yang telah dinyatakan inkonstitusional oleh MK Chili
tidak dapat disahkan dan diberlakukan.[5]
[1] Konstitusi Republik
Chili telah mengalami perubahan dan yang terakhir adalah perubahan tahun 2012.
[2] Berdasarkan ketentuan
Pasal 92 Paragraf 1 huruf C Konstitusi
Republik Chili dinyatakan bahwa proses pemilihan anggota MK yang berasal dari
usul Mahkamah Agung dilakukan melalui secret
voting atau voting secara tertutup.
[3] Bandingkan dengan
Atawari, “Pebandingan Mahkamah Konstitusi;
Negara Republik Indonesia dengan Negara Republik Chili,” https://patawari.wordpress.com/2012/10/21/pebandingan-mahkamah-konstitusi-negara-republik-indonesia-dengan-negara-republik-chili/, Diakses pada tanggal 21 Desember 2014.
[4] Vide Pasal 93
Konstitusi Republik Chili; Pasal 93 tersebut berisi kewenangan MK Republik
Chili yang dijabarkan dari angka 1 sampai dengan anga 16, persis sebagaimana
yang dikemukakan pada bagian ini.
[5] Vide Paragraf 1 dan
Paragraf 2 Pasal 94 Konstitusi Republik Chili.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar