Mekkah Al-Mukarramah
(Makkatul-Mukarramah) adalah salah satu kota di tanah Hijaz (Sekarang Arab
Saudi). Mekkah dalam sanubari umat Islam merupakan kota utama, tiada kota yang
lebih dimuliakan dan dirindukan oleh umat Islam melebihi Kota Mekkah. Namun kebanyakan
umat Islam masih belum memahami mengapa Kota Mekkah disucikan dan diberkahi
oleh Allah. Penetapan Allah yang menunjuk Kota Mekkah sebagai kota suci adalah
kehendak dan rencana Allah azza wa Jalla. Namun penetapan Allah tersebut
bukan tanpa Sunnatullah yang dapat digali serta diketahui oleh manusia.
Penetapan Allah tersebut sudah terangkai dalam perjalanan tarikh/sejarah
panjang Kota Mekkah sejak Manusia pertama (Nabi Adam A.S dan Siti Hawa)
menghuni bumi.
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Al-Imran ayat (68)
"Sesungguhnya rumah (ibadah)
pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah
(Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."
Firman Allah tersebut hanya satu dari sekian banyak ayat yang mengutarakan
keutamaan dan keistimewaan Kota Mekkah. Lalu Kemudian timbul pertanyaan ?
mengapa Mekkah ? Maka untuk menjawabnya akan dipaparkan beberapa khazanah
dibalik keistimewaan dan kesucian Kota Mekkah.
Kota Pertama di Mulainya Peradaban Manusia
Seperti yang dikemukakan oleh Sami bin Abdullah Al-Maglouth dalam bukunya
(Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul): menentukan dan memastikan dimana Nabi Adam
dan Siti Hawa pertama kali diturunkan ke Bumi merupakan bagian yang paling
sulit untuk dilakukan. Sebab tidak ada dalil pasti yang menjelaskan dimana Nabi
Adam dan Siti Hawa diturunkan. (Sami bin Abdullah Al-Maghlouth, 2011:20). Namun
untuk menentukan dimana Nabi Adam dan Hawa bertemu dan membangun peradaban
pertama di bumi ini tidaklah sulit. Jumhur (sebagian besar) ulama menerima
bahwa Hizaj (sekarang Arab Saudi) adalah tempat pertemuan antara Adam dan Hawa.
Kemudian mereka tinggal di Kota Mekkah dan membangun perdaban manusia pertama
kali di Kota itu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Ath-Thabari dalam kitabnya Tarikh, ia
meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata: "Nabi Adam diturunkan di daerah
India. Sedangkan pertemuannya dengan Hawa terjadi di Muzdalifa (Arab). Karena
ketika itu Hawa yang mendekati Adam maka tempat pertemuan itu dinamai Muzdalifa,
yang berarti tempat mendekat. Kemudian mereka saling bertemu dan mengenali di
padang Arafah, maka daerah itu dinamai Arafah yang berarti saling
mengetahui/mengenali. Setelah itu barulah mereka tinggal dan bermukim di
Mekkah.
Salah satu bukti yang dapat memperkuat argumentasi diatas adalah kitab Arais
al-Majalis. Dalam kitab tersebut Ats-Salabi menyebutkan bahwa Allah berfirman
pada Nabi Adam "Aku mempunyai tempat suci (tanah haram) yang sejajar
dengan Arsy-ku. Datang dan berthawaflah mengitarinya sebagaimana engkau
berthawaf mengelilingi Arsy-ku. Shalat-lah (beribadah;bertauhid) disana
kamu seperti kamu shalat di Arsy-ku. Disanalah aku akan mengabulkan
doamu."
Jadi secara historis, Kota Mekkah adalah tempat pertama dimulainya peradaban
manusia . Di Kota tersebut Adam dan Hawa melahirkan keturunan-keturunannya yang
kelak akan mengisi bumi.
Ka'bah sebagai Rumah Ibadah Pertama dan Arah Kiblat Umat Muslim
Seperti yang telah dijelaskan dalam bagian terdaulu, Allah berfirman bahwa
rumah ibadah yang pertama kali dibangun di bumi ini adalah Baitullah (Ka'bah)
yang berada di Mekkah. Dalam menafsirkan ayat tersebut, Al-Qurthubi
menukil perkataan Ali bin Abu Thalib: "Allah memerintahkan para malaikat
untuk membangun Baitullah di Bumi dan berthawaf disana. Peristiwa itu
terjadi sebelum Adam diturunkan ke Bumi. Setelah turun, Adam menyempurnakan
pembangunannya dan berthawaf disana, juga para nabi setelahnya. Kemudian
pembangunan Baitullah kembali disempurnakan oleh Nabi Ibrahim."
Tidak ada keraguan dan tidak ada penafikan bahwa Ka'bah yang terletak
ditengah-tengah Masjidil Haram Di Kota Mekkah adalah rumah ibadah pertama yang
dibangun di Bumi sebagai tempat menyembah Allah. Di tempat itulah Allah
mengabulkan doa yang dimunajatkan padanya. Tempat itu dimuliakan dan dijaga
oleh Allah Azza wa Jalla. Disalah satu sisi dindingnya terdapat Hajar
Aswad yang oleh Umat Muslim dipercaya sebagai batu dari surga. Hajar
Aswad pertama kali diletakan oleh Nabi Ibrahim sebagai tanda kemuliaan Ka'bah.
Ka'bah tidak semata-mata hanya sebuah bangunan kubus yang didirikan sebagai
tempat beribadah, melainkan mempunyai nilai strategis religius. Ka'bah adalah
pusat arah kiblat bagi Umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Ketika umat Muslim
shalat maka diwajibkan baginya mengahadapkan dirinya kearah Ka'bah.
Sebelum Masjdil Haram (Ka'bah) ditetapkan sebagai arah kiblat, arah
kiblat dalam melaksanakan shalat adalah menghadap ke Masjidil Aqsha di
Yerussalem. Baru setelah turunnya firman Allah, arah kiblat berubah, dari
Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram (Ka'bah).
Mengenai arah kiblat ini, secara tegas Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah
ayat 144: "..., maka sungguh Kami akan memalingkan kamu kearah kiblat yang
kamu sukai. Palingkanlah mukamu kearah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu
berada, palingkanlah mukamu kearahnya."Dalam surat yang sama ayat 147:
"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu."
Jadi jelaslah bahwa Ka'bah yang berada didalam Masjidil Haram adalah tempat
ibadah paling utama dan pertama dan pusat menghadapnya umat Islam ketika
Shalat. Tidak boleh ada keraguan akan hal itu.
Tempat Menunaikan dan Menyempurnakan Rukun Islam
Rasulullah SAW berabda "Agama Islam dibangun di atas lima perkara;
bersyahadat bahwasanya tidak ada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad itu
adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan
Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.” (HR Bukhari). Dengan demikian Ibadah Haji
adalah salah satu dari lima rukun Islam.
Pengertian Haji secara etimologi adalah pergi ke Baitullah (Ka'bah)
untuk menunaikan ibadah yang telah ditetapkan dan dengan menjalankan
manasik yang diajarkan Rasullullah SAW.
Jadi Baitullah (Ka'bah) yang terletak ditengah-tengah Masjidil Haram, di
Kota Mekkah adalah tempat untuk menunaikan rukun Islam yang kelima dan
sekaligus menyempurnakan rukun Islam bagi seorang muslim. Hingga kini, setiap
musim Haji, jutaan umat muslim dari berbagai negara, suku, ras,status sosial,
berdatangan ke Baitullah memenuhi panggilan ilahi untuk menunaikan
kewajiban berhaji bagi mereka yang mampu.
Begitu pentingnya Kota ini sebagai pusat/jantung kegiatan ibadah Haji. Setiap
muslim pastilah merindukan dan mendambakan untuk bisa sampai di tanah suci
Mekkah dan menunaikan ibadah Haji sebagai penyempurna keislamannya. Dalam suatu
riwayat, sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barangsiapa yg
mampu berhaji namun tidak mau menunaikannya maka tidaklah ia meninggal dunia
melainkan dalam keadaan Yahudi atau Nashrani."
Jadi ibadah Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Ibadah Haji adalah
kewajiban dengan rukun-rukun dan syarat-syarat tertentu, dan bagi yang telah
memenuhinya diwajibkan untuk menunaikannya; memenuhi panggilan Allah. Di Kota
Mekkah-lah, keislaman seseorang akan sempurna dan lengkap, yaitu dengan
menjalankan ibadah Haji; melaksanakan rukun Islam yang kelima.
Jazirah Arab Khususnya Mekkah Al-Mukarromah adalah Wilayah Islam
Nabi Muhammad pernah bersabda "Sunggguh aku akan mengusir Yahudi dan
Nasrani dari Jazirah Arab hingga tidak ada seorang pun tertinggal disana,
kecuali umat muslim saja." (HR Muslim). Kemudian dalam Hadits yang
berbeda, Nabi Muhammad bersabda"Dua agama tidak boleh berkumpul di Jazirah
Arab." (HR Muslim).
Perlu untuk diketahui bersama bahwa pemberian kata Haram dibelakang kata Masjidil
(Masjidil Haram) mengandung ketetapan bahwa orang kafir/non islam tidak boleh
memasuki Masjid yang suci dan penuh keberkahan itu. Selain itu juga ada
pemberian kata Haram pada salah satu bulan dalam ajaran Islam; Bulan Haram,
yang bermakna tidak diperbolehkan adanya peperangang pada bulan tersebut. Kedua
hal tersebut diatas membuktikan bahwa hukum Allah yang dirisalahkan melalui
Nabi Muhammad SAW berlaku di Jazirah Arab khususnya di Kota Mekkah. Dalam
konteks ini, Allah memberikan kekhususan berdasarkan konsep spasial (wilayah),
yaitu kekhususan bagi Jazirah Arab, khususnya Kota Mekkah sebagai kota suci.
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa sejak zaman manusia pertama; Nabi
Adam dan Siti Hawa sampai zaman modern saat ini, Kota Mekkah masih menyimpan
nilai-nilai islami secara ajeg dan kokoh. Seperti yang dikatakan oleh Sami bin
Abdullah Al-Maghlouth bahwa pemerintah Arab Saudi diberi taufik oleh Allah SWT
untuk menjadikan bendera negaranya berlafadzkan syahadatain (dua kalimat syahadat).
Didalamnya terdapat syiar yang agung tentang Islam dan Keesaan Allah SWT.
Hingga kini Syariat Islam merupakan tuntutan utama bagi rakyat Arab Saudi.
Hukum yang berlaku adalah Hukum Islam. Ditengah-tengah teori dan doktrin
sekulerisme yang kadang mengarah kepada pemurtadan dan kontradiktif dengan
Hukum Allah (Hukum Islam), Negara Arab Saudi masih tetap istiqomah menjalankan
Syariat Islam dan Hukum Islam sebagai pondasi kehidupan bernegaranya. subhanallah
!!!
Mekkah Terletak di Tengah-Tengah Bumi/Pusat Bumi
Alangkah luar biasanya misteri ilahi yang tersibak melalui penelitian
scientitic (ilmiah) yang dilakukan oleh sejumlah pihak. Dalam berbagai
penelitian, Mekkah terbukt berada ditengah-tengah Bumi atau dengan kata lain,
pusat bumi. Namun sebenarnya jauh sebelum hal itu dibuktikan secara ilmiah oleh
para ilmuwan, rahasia Allah itu sebenarnya bisa ditelusuri melalui beberapa
firman Allah dalam Al-Qur'an.
Dalam penggalan Surat Al-Maidah ayat 97:
"Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan
dan urusan dunia) bagi manusia ..."
Surat Asy-Syura ayat 7:
"Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur'an kepadamu dalam bahasa Arab agar
engkau memberi peringatan kepada penduduk Ibu Kota (Mekkah) dan penduduk
(negeri-negeri) disekelilingnya ..."
Kata "Ummul Qura" dalam ayat diatas berarti Ibu Kota/induk bagi
kota-kota lainnya. Sedangkan frasa "disekelilingnya" menunjukan bahwa
Mekkah berada pada suatu titik pusat dari kota-kota yang lain. Jadi sebenarnya
jika ditafsirkan dan dipahami, Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada
manusia bahwa Mekkah, kota para Nabi dan Rasul itu adalah kota yang terletak di
pusat bumi.
Dr. Salman bin Fahd al-Audah dalam bukunya Jazirah Al-Islam berkata bahwa
wilayah Mekkah berada di Pusat Bumi. Para ahli fiqh dalam penelitiannya
mendapati suatu fakta bahwa ada satu hari dalam setahun di Mekkah dimana tidak
ada sesuatu pun yang berbayang ditengah hari. Ini menunjukan bahwa matahari
tepat berada diatas langit Mekkah (membuat sudut vertikal 90°).
Selain penelitian diatas, adalah kenyataan bahwa Prof. Hussain Kamaluddin
(Universitas Riyadh) menemukan suatu fakta mengejutkan tentang Mekkah. Pada
mulanya ia meneliti suatu cara untuk memebantu umat muslim menentukan arah
kiblat di kota-kota besar di dunia. Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis
pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua
terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar
garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis
lintang. Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu
oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan
variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa
yang ditemukan, bahwa Makkah adalah pusat bumi. Ia menyadari kemungkinan
menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar
lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak
bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. Penelitian yang tidak
dirancang (tidak sengaja) untuk menemukan pusat bumi itu mengungkap hikmah luar
biasa yang selama itu belum terungkap. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237,
Agustus 1978).
Dalam cara yang lain, foto-foto satelit luar angkasa tahun 1990-an menunjukan
bahwa pusat bumi terletak tepat di Kota Mekkah. Foto-foto satelit itu semakin
mendukung tesis yang mengungkapkan bahwa Mekkah adalah pusat bumi.
Untuk menyikapi fenomena yang lahir dari hasil penelitian itu, diadakan
Konferensi Ilmiah bertajuk “Makkah Sebagai Pusat Bumi, antara Teori dan
Praktek”. Konferensi yang diselenggarakan di ibukota Qatar, Dhoha pada
tahun 2009 itu menyimpulkan tentang acuan waktu Islam berdasarkan kajian ilmiah
yakni Makkah. Konferensi juga menyeru pada umat Islam agar mengganti acuan
waktu dunia yang selama ini merujuk pada Greenwich (GMT). Konferensi ini
dihadiri oleh ulama-ulama besar Islam, seperti Syaikh Yusuf al-Qaradhawi, pakar
geologi Mesir Dr Zaghlul Najjar , dosen ilmu bumi di Wales University Inggris,
serta Ir Yaseen Shaok (seorang saintis yang mempelopori jam Makkah).
Maha benar Allah dengan segala firmannya. Kiranya benar-benar nyata bunyi lafal
tersebut. Firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 97 dan Surat As-Syura ayat 7,
serta surat-surat lainnya yang menyiratkan derajat Kota Mekkah sebagai pusat
bumi, terbukti secara emprik saintifik. Subhanallah summa Subhanallah !
Masihkah kita menutup mata dan memalingkan diri akan kebenaran yang datang dari
Allah tersebut ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar