Saya dan keluarga dan
mungkin hampir semua orang dikampung saya di Serang bukan warga
Nahdlatul Ulama (NU), dan bukan juga warga Muhammadiyah.
Tapi kalau dilihat dari segi tata cara beribadah, sebetulnya kami lebih dekat dgn NU ketimbang dgn Muhammadiyah. Subuh kami memakai qunut, Tarawih kami 23 rakaat (dgn witir), kami mengadakan tahlilan, muludan, dll.
Tapi kalau dilihat dari segi tata cara beribadah, sebetulnya kami lebih dekat dgn NU ketimbang dgn Muhammadiyah. Subuh kami memakai qunut, Tarawih kami 23 rakaat (dgn witir), kami mengadakan tahlilan, muludan, dll.
Tapi akhir-akhir ini saya pribadi secara emosional justru merasa lebih dekat dan bangga dgn Muhammadiyah.
Di tengah-tengah gencarnya kebijakan-kebijakan dan keputusan politik rezim ini yg tidak menguntungkan atau bahkan terkesan merugikan umat Islam, Muhammadiyah tampil di garis paling depan mengambil segala resiko membela kepentingan umat dan agama Islam yg makin dipinggirkan di negeri ini.
Kadangkala saya terharu sambil berucap syukur atas kegigihan saudara-saudara dari Muhammadiyah yg konsisten dan tegas membela umat dan agama ini, meski ada badai stigmatisasi yg menyakitkan seperti tuduhan-tuduhan intoleran/radikal/anti pancasila yg siap menghantam mereka yg memperjuangkan kepentingan umat Islam. Tapi alhamdulillah, Muhammadiyah berani mengambil semua resiko itu.
Saudara-saudaraku Muhammadiyah, terus lah konsisten dan gigih dalam membela kepentingan Umat Islam. Tidak ada yg salah dan hina dr perjuangan membela agama sebab kemerdekaan kita dalam beribadah dan menjalankan ajaran agama sudah dijamin oleh Pancasila dan Konstitusi kita.
Saya bangga dan berbahagia memiliki saudara seperti anda, Muhammadiyah. Jazakumullahu Khaira.
Arief Ainul Yaqin
Depok, Jumat 4 Agustus 2017
Di tengah-tengah gencarnya kebijakan-kebijakan dan keputusan politik rezim ini yg tidak menguntungkan atau bahkan terkesan merugikan umat Islam, Muhammadiyah tampil di garis paling depan mengambil segala resiko membela kepentingan umat dan agama Islam yg makin dipinggirkan di negeri ini.
Kadangkala saya terharu sambil berucap syukur atas kegigihan saudara-saudara dari Muhammadiyah yg konsisten dan tegas membela umat dan agama ini, meski ada badai stigmatisasi yg menyakitkan seperti tuduhan-tuduhan intoleran/radikal/anti pancasila yg siap menghantam mereka yg memperjuangkan kepentingan umat Islam. Tapi alhamdulillah, Muhammadiyah berani mengambil semua resiko itu.
Saudara-saudaraku Muhammadiyah, terus lah konsisten dan gigih dalam membela kepentingan Umat Islam. Tidak ada yg salah dan hina dr perjuangan membela agama sebab kemerdekaan kita dalam beribadah dan menjalankan ajaran agama sudah dijamin oleh Pancasila dan Konstitusi kita.
Saya bangga dan berbahagia memiliki saudara seperti anda, Muhammadiyah. Jazakumullahu Khaira.
Arief Ainul Yaqin
Depok, Jumat 4 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar