Tahukah Anda ?
Amerika Serikat yg disebut-sebut induknya demokrasi dan kiblat peradaban dunia itu ternyata butuh waktu ratusan tahun untuk menghapus diskriminasi rasial atau kesetaraan antara kulit putih dan kulit hitam.
Amerika Serikat yg disebut-sebut induknya demokrasi dan kiblat peradaban dunia itu ternyata butuh waktu ratusan tahun untuk menghapus diskriminasi rasial atau kesetaraan antara kulit putih dan kulit hitam.
Perjuangan
penghapusan diskriminasi kulit hitam disana memakan waktu yg sangat
panjang dari generasi ke generasi dan tidak ketinggalan juga diliputi
oleh ironi yg berdarah-darah.
Sejak era kemerdekaannya tiga abad yg lalu (1776), boleh dikatakan baru baru ini saja, tepatnya pada paruh kedua abad ke 20 (1950-an), kulit hitam di AS mendapat perlakuan yg equal (setara) dan lepas dari diskriminasi yg membelenggu mereka selama ratusan tahun. "Kemenangan perjuangan" kulit hitam itu kini dikukuhkan dgn terpilihnya Presiden Barrack Obama selama dua periode berturut-turut (sejak 2008).
Bayangkan, negeri sebesar dan semaju AS itu ternyata butuh waktu tak kurang dari dua abad atau 200 tahun untuk menghapus diskriminasi rasial dalam segala aspeknya, khususnya dalam aspek pemerintahan.
Bagaimana dgn Islam ? bagaimana Islam memandang dan memperlakukan kulit hitam ?
Rasul pernah bersabda: "dengarlah dan ta’atlah meskipun yang terangkat dalam pemerintahanmu seorang budak habasyah yang kepalanya bagaikan kismis (hitam pekat). H.R Buhkari.
Bahkan lebih dari itu, Rasul pernah bercerita kepada para sahabat bahwa salah satu manusia yg dirindukan oleh Surga adalah Bilai bin Rabah, seorang sahabat nabi yg berkulit hitam namun mulia kedudukannya dimata Allah karena keteguhan iman dan Islamnya. Selain itu, Bilal juga dikenal sebagai orang yg pertama kali mengumandangkan adzan dan menjadi muadzin tetap sepanjang hayat Rasul.
Belum lagi meninggal, Bilal yang mantan budak dan berkulit hitam itu sudah dirindukan oleh Surga, Subhanallah ...
Sejak kedatangannya, Islam telah membawa harapan akan kesetaraan manusia. Tidak ada pembedaan atau diksriminasi yg relevan dalam Islam kecuali atas dasar ketaqwaan.
Islam tidak butuh waktu ratusan tahun untuk menerapkan prinsip kesetaraan manusia dihadapan hukum dan pemerintahan. Sebaliknya, sudah menjadi fitrah Islam untuk membebaskan manusia dari segala macam diskriminasi.
Sejak era kemerdekaannya tiga abad yg lalu (1776), boleh dikatakan baru baru ini saja, tepatnya pada paruh kedua abad ke 20 (1950-an), kulit hitam di AS mendapat perlakuan yg equal (setara) dan lepas dari diskriminasi yg membelenggu mereka selama ratusan tahun. "Kemenangan perjuangan" kulit hitam itu kini dikukuhkan dgn terpilihnya Presiden Barrack Obama selama dua periode berturut-turut (sejak 2008).
Bayangkan, negeri sebesar dan semaju AS itu ternyata butuh waktu tak kurang dari dua abad atau 200 tahun untuk menghapus diskriminasi rasial dalam segala aspeknya, khususnya dalam aspek pemerintahan.
Bagaimana dgn Islam ? bagaimana Islam memandang dan memperlakukan kulit hitam ?
Rasul pernah bersabda: "dengarlah dan ta’atlah meskipun yang terangkat dalam pemerintahanmu seorang budak habasyah yang kepalanya bagaikan kismis (hitam pekat). H.R Buhkari.
Bahkan lebih dari itu, Rasul pernah bercerita kepada para sahabat bahwa salah satu manusia yg dirindukan oleh Surga adalah Bilai bin Rabah, seorang sahabat nabi yg berkulit hitam namun mulia kedudukannya dimata Allah karena keteguhan iman dan Islamnya. Selain itu, Bilal juga dikenal sebagai orang yg pertama kali mengumandangkan adzan dan menjadi muadzin tetap sepanjang hayat Rasul.
Belum lagi meninggal, Bilal yang mantan budak dan berkulit hitam itu sudah dirindukan oleh Surga, Subhanallah ...
Sejak kedatangannya, Islam telah membawa harapan akan kesetaraan manusia. Tidak ada pembedaan atau diksriminasi yg relevan dalam Islam kecuali atas dasar ketaqwaan.
Islam tidak butuh waktu ratusan tahun untuk menerapkan prinsip kesetaraan manusia dihadapan hukum dan pemerintahan. Sebaliknya, sudah menjadi fitrah Islam untuk membebaskan manusia dari segala macam diskriminasi.