Sangat sedikit dari generasi muda kita yang tertarik apalagi memahami isu-isu pertahanan. Padahal sejarah telah membuktikan, tak ada satu pun negara super power
dan menguasai dunia kecuali ditopang oleh kekuatan militernya. Sebut
saja dari masa kejayaan Yunani, Romawi, Inggris Raya, hingga saat ini
Amerika Serikat. Semua negara itu digdaya karena kemampuan militernya yg
tidak tertandingi, yang tentu saja kekuatan militer itu juga ditopang
oleh kekuatan ekonomi.
Kekuatan pertahanan yang digdaya tidak mesti selalu diterjemahkan sebagai upaya ofensif dan agresif yg dianggap tidak cinta damai. Stigma itu sudah usang. Lihat pertumbuhan dan perkembangan militer China yang terus merangsek mendekati podium paling atas pergelaran kekuatan bersenjata negara-negara di dunia. Hingga saat ini China tidak atau setidak-tidaknya belum pernah menggunakan kekuatannya untuk menginvasi negara lain.
Jangan pernah bermimpi Indonesia menjadi negara kuat dan disegani tanpa angkatan perang yang digdaya. Jangan lupakan jg aspek pertahanan ini.
Anda tau betapa bangganya warga AS dengan militer mereka. Mereka betul-betul mencintai militer mereka karena militer lah yg telah membawa Amerika menjadi negara terbaik di palenet ini. Mereka mengerahkan seluruh sumber daya dan potensi nasional untuk membangun angkatan perang yang sekuat-kuatnya. Untuk terus melanggengkan superioritas mereka di muka bumi ini. Dengan militer yang kuat tak ada satu pun negara yg berfikir untuk menyerang AS. Dengan jaminan keamanan itu maka negeri itu makmur, pendidikannya berjalan sgt baik, ekonominya maju, dsb.
Kita sudah dan masih terus mencurahkan banyak energi untuk sektor-sektor seperti pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, dll. Tapi sudah kah kita mencurahkan energi dan perhatian yang sama banyaknya untuk sektor pertahanan ? tanpa meremehkan sektor-sektor yg sudah kita rintis itu jangan lupa juga ada sektor yang masih memerlukan perhatian kita. Alangkah bagusnya jika semuanya dapat perhatian yang sama, meski boleh saja ada skala prioritas diantara sektor-sektor itu. Bukankah selain lewat jalur diplomasi, kemerdekaan bangsa ini juga diraih dengan perjuangan bersenjata ? tanpa perjuangan senjata rasanya sulit dibayangkan kita bisa merdeka di tahun 45.
Perkembangan keamanan dunia, khususnya di kawasan makin dinamis dari hari ke hari. Dinamika keamanan global dan kawasan itu tentu harus kita sikapi dgn memperkuat kesiapan pertahanan kita, tanpa harus dipandang sebagai upaya yg agresif. Membangun pertahanan negara tidak selalu semakna dgn menyalakan sumbu perang.
Membangun pertahanan negara, salah satunya dengan membangun industri pertahanan dalam negeri justru bisa jadi solusi di tengah kesulitan ekonomi kita. Industri pertahanan dapat menjadi semacam lokomotif yg bisa ekonomi nasional kearah kemajuan. Pendapat itu bukan isapan jempol. Penelitian dan fakta menunjukan bahwa bisnis industri pertahanan adalah salah satu bisnis paling penting di dunia dengan nilai ekonomi yang mencengangkan dan terus meningkat setiap tahunnya. Untuk diketahui, di tahun 2012 saja, SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) mencatat bahwa total belanja alat pertahanan dunia di tahun itu mencapai US$ 1.76 Triliun. Bayangkan betapa mencengangkannya angka yang dihasilkan dari pasar pertahanan itu.
AS bisa bertahan dari badai krisis ekonomi di tahun-tahun terakhir ini karena pasar pertahanannya yang tetap stabil dan bahkan terus meningkat. Hingga saat ini, AS masih memuncaki daftar negara dengan nilai penjualan & ekspor alat pertahanan yg terbesat di dunia. Menurut data SIPRI, pada tahun 2012 saja, AS mencatatkan volume ekspor alat-alat pertahanan sebesar 8.77 Milyar Dollar AS. Saya tidak tahu Jika dirupiahkan berapa jumlahnya. Nilai itu mencakup 56% dari pasar pertahanan dunia. Jadi bisa dibayangkan betapa superiornya AS dari segi penguasaan pasar pertahanan dunia. Bayangkan berapa besar nilai ekonomi dan nilai strategis yang diterima AS dari industri pertahanan itu, sebut saja misal dari penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja, dominasi iptek dibidang pertahanan, dan yang tak kalah pentingnya ialah kontrol terhadap negara-negara konsumen yg menggunakan produk mereka.
Bagaimana dengan Indonesia ? tidak tergiur kah dengan usaha untuk membangun angkatan bersenjatanya dan tidak tergoda kah untuk ikut ambil bagian dalam bisnis industri pertahanan itu ?
Saya percaya, sejak era SBY, usaha kearah itu sudah dirintis dan dilaksanakan secara bertahap dan terencana. Untuk jasanya yang satu itu saya menaruh rasa hormat pada beliau. Dari sejarah karir dan keahliannya di dunia militer, memang SBY lah org yang dinggap paling progresif dalam soal visi pertahanan modern. SBY mendapat pendidikan dalam soal itu di berbagai jenjang dan negara selama karir militernya.
Akan tetapi yang cukup mengkhawatirkan adalah, apakah Presiden saat ini memiliki visi yang sama dgn yang telah digagas oleh pemerintahan sebelumnya utk memodernisasi pertahanan kita. Tetapi semoga itu hanya kekhawatiran belaka. Semoga pemerintahan saat ini tak kalah fokusnya dalam membangun militer kita menuju angkatan bersenjata yang ideal dan modern.
Semoga tulisan kecil ini dapat menstimulasi perhatian kita pada kondisi pertahanan dari bangsa yg besar ini, khususnya bagi kita generasi yang akan menggantikan bapak-ibu kita yg saat ini sedang menahkodai republik ini.
si vis pacem para belum (jika menginginkan kedamaian maka bersiaplah untuk perang) !!!
Kekuatan pertahanan yang digdaya tidak mesti selalu diterjemahkan sebagai upaya ofensif dan agresif yg dianggap tidak cinta damai. Stigma itu sudah usang. Lihat pertumbuhan dan perkembangan militer China yang terus merangsek mendekati podium paling atas pergelaran kekuatan bersenjata negara-negara di dunia. Hingga saat ini China tidak atau setidak-tidaknya belum pernah menggunakan kekuatannya untuk menginvasi negara lain.
Jangan pernah bermimpi Indonesia menjadi negara kuat dan disegani tanpa angkatan perang yang digdaya. Jangan lupakan jg aspek pertahanan ini.
Anda tau betapa bangganya warga AS dengan militer mereka. Mereka betul-betul mencintai militer mereka karena militer lah yg telah membawa Amerika menjadi negara terbaik di palenet ini. Mereka mengerahkan seluruh sumber daya dan potensi nasional untuk membangun angkatan perang yang sekuat-kuatnya. Untuk terus melanggengkan superioritas mereka di muka bumi ini. Dengan militer yang kuat tak ada satu pun negara yg berfikir untuk menyerang AS. Dengan jaminan keamanan itu maka negeri itu makmur, pendidikannya berjalan sgt baik, ekonominya maju, dsb.
Kita sudah dan masih terus mencurahkan banyak energi untuk sektor-sektor seperti pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, dll. Tapi sudah kah kita mencurahkan energi dan perhatian yang sama banyaknya untuk sektor pertahanan ? tanpa meremehkan sektor-sektor yg sudah kita rintis itu jangan lupa juga ada sektor yang masih memerlukan perhatian kita. Alangkah bagusnya jika semuanya dapat perhatian yang sama, meski boleh saja ada skala prioritas diantara sektor-sektor itu. Bukankah selain lewat jalur diplomasi, kemerdekaan bangsa ini juga diraih dengan perjuangan bersenjata ? tanpa perjuangan senjata rasanya sulit dibayangkan kita bisa merdeka di tahun 45.
Perkembangan keamanan dunia, khususnya di kawasan makin dinamis dari hari ke hari. Dinamika keamanan global dan kawasan itu tentu harus kita sikapi dgn memperkuat kesiapan pertahanan kita, tanpa harus dipandang sebagai upaya yg agresif. Membangun pertahanan negara tidak selalu semakna dgn menyalakan sumbu perang.
Membangun pertahanan negara, salah satunya dengan membangun industri pertahanan dalam negeri justru bisa jadi solusi di tengah kesulitan ekonomi kita. Industri pertahanan dapat menjadi semacam lokomotif yg bisa ekonomi nasional kearah kemajuan. Pendapat itu bukan isapan jempol. Penelitian dan fakta menunjukan bahwa bisnis industri pertahanan adalah salah satu bisnis paling penting di dunia dengan nilai ekonomi yang mencengangkan dan terus meningkat setiap tahunnya. Untuk diketahui, di tahun 2012 saja, SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) mencatat bahwa total belanja alat pertahanan dunia di tahun itu mencapai US$ 1.76 Triliun. Bayangkan betapa mencengangkannya angka yang dihasilkan dari pasar pertahanan itu.
AS bisa bertahan dari badai krisis ekonomi di tahun-tahun terakhir ini karena pasar pertahanannya yang tetap stabil dan bahkan terus meningkat. Hingga saat ini, AS masih memuncaki daftar negara dengan nilai penjualan & ekspor alat pertahanan yg terbesat di dunia. Menurut data SIPRI, pada tahun 2012 saja, AS mencatatkan volume ekspor alat-alat pertahanan sebesar 8.77 Milyar Dollar AS. Saya tidak tahu Jika dirupiahkan berapa jumlahnya. Nilai itu mencakup 56% dari pasar pertahanan dunia. Jadi bisa dibayangkan betapa superiornya AS dari segi penguasaan pasar pertahanan dunia. Bayangkan berapa besar nilai ekonomi dan nilai strategis yang diterima AS dari industri pertahanan itu, sebut saja misal dari penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja, dominasi iptek dibidang pertahanan, dan yang tak kalah pentingnya ialah kontrol terhadap negara-negara konsumen yg menggunakan produk mereka.
Bagaimana dengan Indonesia ? tidak tergiur kah dengan usaha untuk membangun angkatan bersenjatanya dan tidak tergoda kah untuk ikut ambil bagian dalam bisnis industri pertahanan itu ?
Saya percaya, sejak era SBY, usaha kearah itu sudah dirintis dan dilaksanakan secara bertahap dan terencana. Untuk jasanya yang satu itu saya menaruh rasa hormat pada beliau. Dari sejarah karir dan keahliannya di dunia militer, memang SBY lah org yang dinggap paling progresif dalam soal visi pertahanan modern. SBY mendapat pendidikan dalam soal itu di berbagai jenjang dan negara selama karir militernya.
Akan tetapi yang cukup mengkhawatirkan adalah, apakah Presiden saat ini memiliki visi yang sama dgn yang telah digagas oleh pemerintahan sebelumnya utk memodernisasi pertahanan kita. Tetapi semoga itu hanya kekhawatiran belaka. Semoga pemerintahan saat ini tak kalah fokusnya dalam membangun militer kita menuju angkatan bersenjata yang ideal dan modern.
Semoga tulisan kecil ini dapat menstimulasi perhatian kita pada kondisi pertahanan dari bangsa yg besar ini, khususnya bagi kita generasi yang akan menggantikan bapak-ibu kita yg saat ini sedang menahkodai republik ini.
si vis pacem para belum (jika menginginkan kedamaian maka bersiaplah untuk perang) !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar