Terorisme ...
Istilah yang sangat familiar dan hampir setiap waktu
wara-wiri di telinga kita, bahkan beberapa diantara kita mungkin pernah mengalami
langsung keganasan aksi teror tsb. Dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa saat ini
Islam lah yang seringkali menjadi "suspected" (tersangka) untuk masalah
ini akibat ulah segelintir orang Islam yang melakukannya.
Tapi tahukah anda sebetulnya cikal bakal atau asal
muasal aksi terorisme ini dalam sejarah peradaban manusia ?
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Robert A. Pape yang
kemudian ditulisnya dalam sebuah buku berjudul "Dying to Win: The
Strategic Logic of Suicide Terorism," disebutkan bahwa sebetulnya cikal bakal
aksi terorisme itu dapat ditelusuri sejak tahun-tahun terakhir sebelum masehi
(sekitar tahun 4 SM) sampai dengan tahun 70 M.
Cikal bakal aksi terorisme itu terjadi di wilayah
Yudea, wilayah tempat hidupnya bangsa Israel/Yahudi (sekarang Palestina) ketika
Yudea berada di bawah penjajahan bangsa Romawi. Aksi terorisme itu dilakukan
oleh orang-orang Yahudi dari etnis/kelompok Zelot dan Sicarii, dua kelompok
Yahudi yang berhaluan ultra-nasionalis dan menentang habis-habisan pendudukan yang
dilakukan oleh Romawi atas wilayah mereka.
Aksi teror itu sendiri diklaim oleh mereka sebagai
bentuk perlawanan atas penindasan yang dilakukan oleh Romawi, baik perlawanan
dalam arti politis untuk membela bangsanya maupun perlawanan dalam arti
religius untuk membela kehormatan agama mereka. Akan tetapi aksi itu kemudian
dilakukan secara membabi buta sehingga melahirkan teror yang menakutkan di tanah
Yudea.
Mereka yang disebut teroris itu biasanya mempersenjatai
diri dengan belati dan siap menyerang siapa pun yang mereka anggap musuh, baik
orang-orang Romawi maupun orang Yahudi sendiri. Mereka siap mati dalam
melakukan penyerangan itu. Aksi itulah yang disebut Pape sebagai cikal bakal
dari serangan bunuh diri dan terorisme.
Meski mungkin saja ada sejarah terorisme yg lebih
tua/lebih dulu dari peristiwa itu tapi setidaknya itulah sejarah awal terorisme
yangg bisa ditelusuri dan dipastikan kebenarannya. Begitu kata Pape .....
Pada waktu-waktu berikutnya, aksi terorisme yang cukup
signifikan dan masif terjadi di Eropa dan mencapai puncaknya pada sekitar abad
ke- 16, khususnya di Kerajaan Inggris sehubungan dengan friksi yang terjadi
antara Katolik dan Protestan.
Aksi terorisme itu marak terjadi di Kerajaan Inggris
sehubungan dengan memburuknya hubungan antara Inggris di bawah Ratu Elizabeth I
yang menganut Protestan sebagai agama negara dengan wilayah-wilayah bagiannya
seperti Skotlandia dan Irlandia yang mayoritasnya menganut Katolik. Pada masa
inilah aksi-aksi teror dengan menggunakan bahan peledak yg dilakukan oleh
orang-orang Skotlandia dan Irlandia yg beragama Katolik yg merasa tertindas
oleh rezim Protesten di pusat (Inggris) mulai dikenal untuk pertama kalinya dalam
sejarah manusia. Aksi itu menyeruak dimana-mana dan menyulut konflik panjang
antara Inggris disatu pihak dengan Skotlandia dan Irlandia di pihak yg lain.
Suatu konflik yang tidak diragukan lagi berdimensi nasionalisme dan religius sekaligus.
Begitulah kata Simon Sebag Montefiore, seorang sejarawan
terkemuka abad ini dalam bukunya "Speech that Changed the World,"
ketika mengisahkan bagian tentang Ratu Elizabeth I yang di dalamnya mengulas juga konflik antara Inggris dan Skotlandia yg tidak bisa dipungkiri merupakan konflik antara Protestan dengan Katolik. Juga banyak penulis
lainnya, antara lain Jessica Stern dalam bukunya "Terror in the Name of
God: Why Religous Militants Kill"
Dari kisah diatas, setidaknya dapat ditarik dua (2)
kesimpulan penting:
1. Terorisme
bukan milik atau penyakit endemik suatu bangsa maupun suatu agama tertentu,
terorisme bisa terjadi dan dilakukan oleh bangsa dan penganut agama mana pun;
2. Terorisme
selalu muncul dan bermula akibat adanya ketidakadilan, penindasan, dan
konfigurasi kekuatan sosial-politik yang tidak seimbang dimana satu kekuatan
mendominasi kekuatan yang lain sehingga pada akhirnya memicu perlawanan dari
kelompok yg berada pada posisi yg lemah dan tertekan. Perlawanan itulah yang pada
satu persimpangan jalan sangat mungkin menyimpang jauh dari cita-cita awalnya yang
sebetulnya mulia dan kemudian bermetamorfosa menjadi sebuah aksi teror yg
menakutkan yang sebetulnya sudah keluar dari nilai-nilai nasionalisme dan religius
itu sendiri.